Teknik Arsitektur.
Akhirnya inilah jalan yang ku pilih. Bukan dokter, bidan,
farmasi ataupun jurusan kesehatan yang lainnya. Dari awal, memang inilah yang ku
inginkan. Tapi aku juga ingin membahagiakan orang-orang yang ada di
sekelilingku, yang menginginkanku menjadi seorang dokter. OK, aku pun saat itu
mencobanya walau sedikit berat. Aku tetap mencoba, mulai dari mengikuti ujian
SNMPTN. Pada ujian ini aku turuti semua yang diinginkan orang-orang yang ada di
sekitarku, aku memilih Kedokteran Umum dan Ilmu Kesehatan
Masyarakat di salah satu PTN di negeri ku. Tapi memang bukan nasibku lulus
disana, aku pun gugur. Sebelumnya, sebenarnya, aku sudah mendapatkan kemudahan
dari sekolah melalui jalur undangan, tapi itu ku lepas begitu saja, karena aku
ingin memilih kedokteran.
Tapi, keinginanku untuk membahagiakan mereka belum
sirna walau harus memendam keinginanku menjadi seorang arsitektur. Aku mencoba
mendaftar di salah satu instansi kesehatan, saat itu aku sempat memilih jurusan
Kebidanan dan Farmasi. Memang bukan nasib ku disini, aku pun
gugur. Tapi masih ada satu lagi harapanku untuk membahagiakan mereka, USM. Yeah,
melalui jalan terakhir inilah mungkin aku bisa membahagiakan mereka. Tapi untuk
kali ini aku memilih jurusan yang memang aku inginkan, walau itu menjadi
opsi yang kedua. Pilihan pertama tetap aku bebankan pada Kedokteran Umum,
sedangkan yang kedua adalah Teknik Arsitektur. Mungkin memang keinginanku sudah
sangat kuat untuk menjadi arsitektur, walau harus beberapa kali ku kubur
dalam-dalam keinginanku itu demi membahagiakan mereka, akhirnya aku pun LULUS
dan di terima di salah satu PTN di negeriku dengan jurusan Teknik
Arsitektur.
Aku mungkin tidak sedih saat Kedokteran Umum yang ku pilih tidak
Lulus, karena memang itu bukan dari hatiku yang paling dalam. Tapi bagaimana
perasaan mereka yang ada di sekelilingku yang mengharapkanku menjadi seorang
dokter? Mungkin mereka sedikit kecewa, tapi akhirnya mereka pun menyadari dan
menerimanya, karena This is my choice.
Rasa bangga yang tak terkira
saat memasuki kampus yang memang aku dambakan, melangkah dengan gagah, memakai
jaket almamater yang wah, disambut sang mentari yang senantiasa menyinari
setiap langkahku memasuki kelas dengan cahaya indahnya. Aku bangga menjadi
Mahasiswa Teknik Arsitektur. Dan, disinilah aku mulai mengenal apa itu
CINTA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar